Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yak 5:9
Full Life: Yak 5:9 - BERDIRI DI AMBANG PINTU.
Nas : Yak 5:9
Motivasi untuk bersabar dan bertekun dalam iman adalah kedatangan
Tuhan yang sudah dekat (ayat Yak 5:8). Dia "berdiri di ambang pintu...
Ref. Silang FULL -> Yak 5:9
Ref. Silang FULL: Yak 5:9 - Saudara-saudara // Sesungguhnya Hakim // ambang pintu · Saudara-saudara: Yak 4:11
· Sesungguhnya Hakim: Mazm 94:2; 1Kor 4:5; Yak 4:12; 1Pet 4:5
· ambang pintu: Mat 24:33
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yak 5:1-11
Matthew Henry: Yak 5:1-11 - Peringatan kepada Orang Kaya; Alasan untuk Bersabar di bawah Penderitaan
Di dalam pasal ini, Rasul Yakobus menyatakan penghukuman Allah ke atas orang-orang kaya yang menindas kaum miskin, sambil menunjukkan betapa besar...
- Di dalam pasal ini, Rasul Yakobus menyatakan penghukuman Allah ke atas orang-orang kaya yang menindas kaum miskin, sambil menunjukkan betapa besar dosa dan kebodohan mereka di mata Allah, serta betapa berat hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka (ay. 1-6). Kemudian, semua orang percaya dinasihati untuk bersabar di bawah segala pencobaan dan penderitaan mereka (ay. 7-11). Mereka diperingatkan untuk tidak melakukan dosa bersumpah (ay. 12). Kita diberi pengarahan tentang cara bertindak, baik di bawah penderitaan maupun kemakmuran (ay. 13). Doa bagi orang sakit dan pengolesan dengan minyak juga dianjurkan (ay. 14-15). Orang-orang Kristen diarahkan untuk saling mengakui kesalahan dan saling mendoakan, karena manfaat doa sudah terbukti (ay. 16-18). Terakhir, kita dianjurkan untuk berusaha sekeras mungkin membawa kembali mereka yang sudah menyimpang dari kebenaran.
Peringatan kepada Orang Kaya; Alasan untuk Bersabar di bawah Penderitaan (5:1-11)
- Di sini Rasul Yakobus lebih dahulu berbicara kepada orang-orang berdosa, kemudian baru kepada orang-orang kudus.
- I. Marilah kita merenungkan nasihat yang ditujukan kepada orang-orang berdosa. Di sini kita mendapati Yakobus mendukung apa yang pernah diucapkan oleh Guru Agungnya, Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu (Luk. 6:24). Orang-orang kaya yang diperingatkan dengan peringatan ini bukanlah mereka yang menganut agama Kristen, melainkan orang-orang Yahudi yang duniawi dan tidak percaya kepada Kristus. Di sini mereka dikatakan telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar, yang tidak mampu dilakukan orang-orang Kristen karena tidak punya kuasa untuk itu. Walaupun surat ini ditulis demi kepentingan orang-orang percaya dan khusus ditujukan kepada mereka, namun, surat ini bisa dipandang ditujukan juga kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya itu, meskipun mereka tidak disapa langsung dalam surat ini. Mereka ini tidak mau mendengar perkataan itu, dan oleh sebab itu dituliskan di sini, supaya mereka bisa membacanya. Di awal surat ini dapat diamati bahwa isinya tidak ditujukan kepada saudara-saudara dalam Kristus, seperti yang terdapat di dalam surat-surat Paulus, tetapi secara umum kepada kedua belas suku. Salam yang disampaikan bukanlah Kasih karunia dan damai sejahtera di dalam Kristus, melainkan salam secara umum (1:1). Orang-orang Yahudi yang miskin menyambut Injil, dan banyak di antara mereka yang percaya. Namun, kebanyakan orang kaya menolak Kekristenan, dan hati mereka dikeraskan dalam ketidakpercayaan, dan mereka membenci serta menganiaya orang-orang yang percaya kepada Kristus. Kepada orang-orang kaya penindas, tidak percaya, dan penyiksa ini, Rasul Yakobus menyampaikan pesannya di dalam keenam ayat pertama.
- 1. Ia menubuatkan perihal penghakiman Allah yang akan jatuh ke atas mereka (ay. 1-3). Mereka akan ditimpa kesengsaraan, kesengsaraan yang begitu mengerikan, hingga ketakutan terhadap hal-hal yang akan terjadi itu saja sudah cukup untuk membuat mereka menangis dan meratap. Kesengsaraan yang terjadi karena hal-hal yang tadinya mereka andalkan untuk memperoleh kebahagiaan. Kesengsaraan yang akan digenapi melalui hal-hal yang akhirnya menjadi kesaksian melawan mereka, yang mendatangkan kebinasaan sehabis-habisnya ke atas mereka. Sekarang mereka dipanggil untuk merenungkan dan mempertimbangkan hal itu, dan memikirkan bagaimana mereka akan berdiri di hadapan Allah pada hari penghakiman nanti: Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya.
- (1) “Percayalah bahwa malapetaka yang sangat mengerikan ini akan menimpamu, malapetaka yang sama sekali tidak mengandung pertolongan ataupun penghiburan, tetapi kesengsaraan semata, kesengsaraan yang datang pada waktunya, kesengsaraan sampai selama-lamanya, kesengsaraan dalam penderitaan jasmani, kesengsaraan batiniah dan pikiran, kesengsaraan di dunia ini, serta kesengsaraan di neraka. Kamu tidak akan ditimpa satu, tetapi banyak kesengsaraan. Kehancuran jemaat dan bangsamu sudah dekat. Akan datang suatu hari penuh murka, ketika kekayaan tidak bermanfaat lagi bagi manusia, sebab orang fasik akan dipunahkan.”
- (2) Ketakutan terhadap kesengsaraan yang akan menimpa mereka itu cukup untuk membuat mereka menangis dan meratap. Orang-orang kaya suka berkata kepada diri sendiri (dan orang-orang lain siap berkata kepada mereka), makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!, tetapi Allah berkata, menangislah dan merataplah. Di sini tidak dikatakan, menangislah dan bertobatlah, sebab rasul ini tidak mengharapkan hal itu dari mereka (gaya bicaranya lebih bersifat mencela daripada menasihati), tetapi “Menangislah dan merataplah, karena saat malapetaka itu tiba, hanya akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Orang-orang yang hidup seperti binatang dikatakan meraung seperti hewan. Malapetaka yang menimpa orang banyak terasa teramat menyedihkan bagi orang-orang kaya yang hidup dalam kesenangan penuh hawa nafsu serta merasa aman-aman saja. Itulah sebabnya mereka akan menangis dan meratap lebih keras daripada orang lain karena kesengsaraan yang akan menimpa mereka.
- (3) Kesengsaraan mereka akan timbul justru karena hal-hal yang mereka andalkan untuk memperoleh kebahagiaan. “Kebinasaan, kebusukan, karat, dan kehancuran akan menimpa seluruh harta kekayaanmu: Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! (ay. 2). Hal-Hal yang sekarang teramat kamu sukai itu akan mencelakaimu hingga tidak tertahankan. Semuanya itu akan tidak berharga dan berguna lagi bagimu, tetapi sebaliknya justru akan menyiksa dirimu dengan berbagai-bagai duka, sebab,”
- (4) “Hal itu akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api (ay. 3). Benda-benda mati sering kali disebut di dalam Alkitab sebagai hal yang menjadi kesaksian terhadap orang fasik. Langit, bumi, bebatuan di ladang, hasil bumi, dan di sini karat pada harta yang diperoleh dan disimpan dengan tidak benar, dikatakan akan menjadi kesaksian melawan orang kaya yang tidak saleh. Mereka menyangka telah menimbun harta untuk masa depan, sehingga dapat hidup makmur ketika mereka sudah tua kelak. Namun, celaka! Mereka ternyata hanya menimbun harta untuk menjadi mangsa pihak lain (seperti harta orang Yahudi yang telah dirampas semuanya oleh orang Romawi). Harta yang akhirnya hanya akan terbukti merupakan harta penuh murka, pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ketika itulah hukuman atas kejahatan mereka akan memakan daging mereka seperti dengan api. Dalam penghancuran Yerusalem, ribuan orang binasa oleh api. Pada hari penghakiman nanti, orang fasik akan dihukum di dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Kiranya Tuhan menjauhkan kita dari hal yang menjadi bagian orang kaya yang fasik! Untuk itu, marilah kita berjaga-jaga agar tidak jatuh ke dalam dosa-dosa mereka, yang berikut ini akan kita renungkan.
- 2. Rasul Yakobus menunjukkan dosa-dosa apa saja yang dapat mengakibatkan kesengsaraan seperti itu. Berada di dalam keadaan menyedihkan seperti itu, tidak diragukan lagi tentu diakibatkan oleh kejahatan yang sangat keji.
- (1) Ketamakan merupakan hal yang membebani orang-orang ini. Mereka menyimpan pakaian sedemikian rupa hingga memunculkan ngengat yang memakannya. Mereka menimbun emas dan perak hingga berkarat. Sungguh sangat memalukan bagaimana hal-hal ini menyimpan di dalam diri mereka sendiri akar kebinasaan dan kehancuran. Yakni, pakaian menimbulkan ngengat yang memakannya, emas dan perak menimbulkan karat yang menggerogotinya. Namun, aib itulah yang sangat hebat menimpa orang-orang yang menimbun dan mengumpulkan hal-hal ini sampai menjadi rusak seperti itu, berkarat, dan dimakan ngengat. Allah memberi kita harta duniawi supaya kita dapat menghormati-Nya dan berbuat baik dengannya. Sebaliknya, apabila bukan melakukan demikian kita malah berbuat dosa dengan menimbunnya, mencintainya dengan berlebihan dan tidak semestinya, atau sampai tidak percaya akan pemeliharaan Allah di masa depan, maka ini merupakan kejahatan yang sangat keji, yang akan menjadi kesaksian terhadap kita karena karat dan kerusakan harta yang ditimbun seperti itu.
- (2) Dosa lain yang dituduhkan ke atas mereka yang disebutkan Yakobus adalah penindasan: Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan seterusnya (ay. 4). Orang-orang yang memiliki kekayaan, juga memiliki kekuasaan, dan karena itu mereka tergoda untuk menyalahgunakan kekuasaan itu guna menindas orang-orang yang bekerja bagi mereka. Di sini kita mendapati bahwa orang-orang kaya mempekerjakan orang miskin. Orang kaya membutuhkan tenaga orang miskin, sama seperti orang miskin membutuhkan upah dari orang kaya, dan masing-masing tidak dapat terlepas dari kebutuhan itu. Namun demikian, tanpa peduli dengan hal ini, orang-orang kaya menahan upah para pekerja. Karena memiliki kekuasaan, mereka boleh jadi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari orang miskin. Bahkan sesudah itu pun mereka tidak menggenapi kesepakatan seperti seharusnya. Ini merupakan dosa yang berteriak, kejahatan yang berteriak begitu keras hingga sampai ke telinga Allah. Dalam hal ini, Allah harus diingat sebagai Tuhan semesta alam atau Kyriou sabaōth, ungkapan yang sering digunakan di Perjanjian Lama, ketika umat Allah tidak berdaya dan membutuhkan perlindungan, ketika musuh mereka banyak dan sangat kuat. Tuhan semesta alam, yang memiliki seluruh makhluk ciptaan dari segala tingkatan yang siap melayani-Nya, dan yang menetapkan semuanya di tempat masing-masing, mendengar mereka yang tertindas saat mereka berseru karena kekejaman atau ketidakadilan para penindas. Ia akan memerintahkan beberapa dari isi semesta alam yang berada di bawah kekuasaanNya (para malaikat, setan, badai, sakit penyakit, atau sejenisnya) untuk membalas semua kesalahan yang dilakukan terhadap mereka yang diperlakukan dengan tidak adil dan tanpa belas kasihan. Berjaga-jagalah terhadap dosa penipuan serta penindasan ini, dan jauhilah hal-hal serupa.
- (3) Dosa lain yang disebutkan di sini adalah hawa nafsu dan gairah yang meluap-luap. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi (ay. 5). Allah tidak melarang kita menikmati kesenangan, tetapi hidup di dalamnya seolah-olah hanya untuk tujuan itu semata, merupakan dosa yang sangat mendatangkan murka Allah. Berbuat seperti ini di bumi, tempat kita hanyalah orang asing dan musafir belaka, tempat kita hidup untuk sementara saja, dan tempat kita harus mempersiapkan diri bagi kekekalan – akan memperparah dosa hawa nafsu. Kemewahan membuat orang suka berfoya-foya, seperti di dalam 6, Ketika mereka makan rumput, maka mereka kenyang; setelah mereka kenyang, maka hati mereka meninggi; itulah sebabnya mereka melupakan Aku. Hidup berfoya-foya dan kemewahan biasanya merupakan dampak yang diakibatkan oleh kekayaan yang berlimpah. Memang sulit bagi orang apabila ia memiliki kekayaan berlimpah. Sulit bagi mereka yang memiliki banyak harta untuk tidak memperturutkan keinginan sendiri dalam kesenangan duniawi yang penuh hawa nafsu: “Kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu hidup seolah-olah setiap hari adalah hari untuk mempersembahkan korban, suatu hari raya. Karena itu hatimu digemukkan dan dikenyangkan sehingga menjadi bodoh, bebal, sombong, dan tidak peka terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain.” Ada yang mungkin akan berkata, “Apa salahnya bergembira, asalkan orang tidak menghabiskan lebih dari apa yang mereka miliki?” Apa! Apakah tidak ada salahnya apabila orang mendewakan perut, dan menghabiskan harta demi kesenangan-kesenangan ini, bukannya berlimpah dalam perbuatan amal dan hidup saleh? Apakah tidak ada salahnya apabila orang membuat diri tidak pantas memperhatikan urusan jiwa mereka, dengan memuaskan hawa nafsu jasmani mereka? Sudah barang tentu hal yang mengakibatkan api turun ke atas Sodom, dan yang akan membawa kesengsaraan yang membuat orang kaya menangis dan meratap seperti yang disebutkan di sini, merupakan kejahatan yang sangat keji! Kesombongan, kemalasan, dan makanan berlimpah, sama artinya dengan hidup dalam kesenangan, hidup berfoya-foya, dan memuaskan hati seperti pada hari penyembelihan.
- (4) Dosa lain yang di sini dituduhkan kepada orang kaya adalah penganiayaan: Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu (ay. 6). Hal ini melengkapi takaran kejahatan mereka. Mereka menindas dan bertindak sangat tidak adil, demi mendapatkan harta kekayaan. Setelah mendapatkannya, mereka bergelimang kemewahan dan hawa nafsu, sampai mereka kehilangan seluruh rasa dan kepekaan terhadap kebutuhan atau penderitaan orang lain. Setelah itu, mereka menganiaya dan membunuh tanpa rasa menyesal. Mereka bahkan berpura-pura bertindak sesuai hukum, dan menjatuhkan hukuman sebelum membunuh. Namun, penuntutan yang tidak adil, dengan memakai topeng hukum apa pun, akan diperhitungkan ketika Allah akan mengadakan penyelidikan atas darah yang telah tertumpah, termasuk pembantaian dan pembunuhan keji. Amatilah di sini, bahwa orang-orang benar mungkin saja dijatuhi hukuman dan dibunuh. Namun amati juga bahwa ketika mereka menderita dan tetap bertahan meskipun dijatuhi hukuman secara tidak adil oleh para penindas, hal ini diperhatikan oleh Allah, sebagai kehormatan bagi para penderitanya dan untuk mempermalukan para penindas mereka. Hal ini biasanya menunjukkan bahwa penghakiman sudah dekat, dan kita jelas boleh menyimpulkan bahwa hari perhitungan akan datang, guna memberikan imbalan atas kesabaran kaum yang tertindas dan untuk menghancurkan sang penindas. Demikianlah kecaman yang ditujukan kepada orang-orang berdosa.
- II. Berikut ini kita melihat lanjutan perkataan yang ditujukan kepada orang-orang kudus. Ada sebagian orang memandang rendah atau mencela cara mengajar seperti ini, yakni ketika para hamba Tuhan, menyampaikan perkataan kepada orang berdosa, sekaligus kepada orang kudus. Namun, dari cara yang digunakan Rasul Yakobus di sini, kita dapat menyimpulkan bahwa inilah cara terbaik untuk memilah firman kebenaran dengan tepat. Dari apa yang telah dikatakan perihal orang-orang kaya yang fasik dan suka menindas, juga ada pesan untuk memberikan penghiburan kepada umat Allah yang menderita. “Oleh sebab itu bersabarlah, karena Allah akan mendatangkan kesengsaraan kepada orang fasik, sehingga kamu bisa melihat apa kewajibanmu, dan bagaimana hatimu dapat dikuatkan.”
- 1. Kerjakan kewajibanmu: Bersabarlah (ay. 7), teguhkan hatimu (ay. 8), Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan (ay. 9). Renungkan baik-baik makna ketiga ungkapan ini:
- (1) “Bersabarlah, yakni tanggunglah penderitaanmu tanpa bersungut-sungut dan cederamu tanpa membalas dendam. Kalaupun Allah tidak segera datang membelamu melalui tanda apa pun, nantikanlah Dia. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Biarlah kesabaranmu terus bertambah dalam penderitaan yang lama.” Demikianlah makna istilah makrothymēsate yang digunakan di sini. Setelah melaksanakan tugas, kita membutuhkan kesabaran untuk bisa bertahan menantikan pahala kita. Kesabaran orang Kristen seperti ini bukanlah sekadar sikap bertahan karena terpaksa, seperti kesabaran moral yang diajarkan oleh beberapa filsuf, melainkan dengan rendah hati bersedia tunduk di dalam hikmat serta kehendak Allah, dengan mata tertuju pada imbalan mulia yang kelak akan diberikan: bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan. Karena merupakan pelajaran yang harus diterima orang Kristen, meskipun terasa sangat berat dan sulit bagi mereka, hal ini diulangi dalam ayat 8, Kamu juga harus bersabar.
- (2) “Teguhkan hatimu, yakni biarlah imanmu tetap teguh, tanpa bimbang. Teruskan berbuat baik tanpa lelah, dan tetap teguh hati terhadap Allah dan sorga, meskipun ada banyak penderitaan atau pencobaan.” Kemakmuran orang fasik dan penderitaan orang benar sepanjang zaman merupakan ujian berat bagi iman umat Allah. Daud berkata, Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik (Mzm. 73:2-3). Beberapa orang Kristen yang disurati Yakobus ini mungkin saja juga tertatih-tatih seperti itu. Oleh sebab itu mereka diimbau untuk teguh hati. Iman dan kesabaran akan meneguhkan hati.
- (3) Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan. Ungkapan mē stenazete berarti, jangan saling berkeluh kesah, atau, “Jangan membuat tidak nyaman satu sama lain dengan bersungut-sungut perihal apa yang menimpamu, atau dengan berkeluh kesah karena tidak percaya tentang apa yang selanjutnya akan terjadi pada dirimu. Jangan juga menggerutu penuh dendam terhadap penyebab penderitaanmu, atau karena iri terhadap mereka yang mungkin tidak mengalami malapetaka seperti dirimu. Jangan membuat dirimu dan orang lain merasa tidak nyaman dengan menggerutu serta saling membuat sedih.” Dr. Manton berkata, “Menurut pendapat saya, di sini Rasul Yakobus sepertinya menyebut-nyebut perihal kerugian dan rasa permusuhan yang bisa saling ditimbulkan di antara orang-orang Kristen pada masa itu, yang disatukan di bawah sebutan bersunat dan tak bersunat, dan ternyata hal tersebut membuat sedih satu sama lain sehingga mereka saling bersungut-sungut. Jadi mereka tidak saja berkeluh kesah di bawah penindasan para penganiaya kaya, tetapi juga karena luka-luka hati yang ditimbulkan oleh banyak saudara, yang bersama mereka mengakui iman suci.” Orang-orang yang tengah menghadapi musuh bersama dan sama-sama ada dalam penderitaan, harus lebih berhati-hati lagi supaya tidak saling menyakiti hati dan saling menggerutu. Jika tidak, penghakiman akan jatuh ke atas mereka, selain ke atas orang lain. Semakin keras mereka menggerutu, semakin dekat juga penghakiman itu.
- 2. Perhatikanlah dorongan yang diberikan di sini agar orang Kristen bersabar, meneguhkan hati, dan tidak saling bersungut-sungut.
- (1) “Lihatlah teladan petani: Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Ketika kamu menabur benih di tanah, kamu menunggu datangnya hujan musim gugur dan hujan musim semi selama berbulan-bulan, dan bersedia menanti sampai tiba masa panen untuk menuai hasil kerja kerasmu. Bukankah hal ini mengajarmu untuk menanggung badai dan bersabar menunggu sementara waktu, sementara kamu mencari kerajaan dan kebahagiaan kekal? Perhatikanlah orang yang menantikan hasil tuaian gandum, dan bukankah kamu juga menantikan mahkota kemuliaan? Jika kamu diminta menunggu sedikit lebih lama daripada sang petani, bukankah itu sebanding dengan apa yang sedang engkau nantikan, yang lebih besar dan tak terhingga nilainya? Walaupun begitu,
- (2) “Pikirkanlah betapa singkat waktu penantian yang mungkin akan kamu jalani nanti: kedatangan Tuhan sudah dekat! (ay. 8). Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu (ay. 9). Jangan bersikap tidak sabar, jangan saling bertengkar. Sang Hakim Agung, yang akan memperbaiki segala sesuatu, yang akan menghukum orang fasik dan memberi imbalan kepada orang benar, sudah dekat. Sadarilah bahwa Dia telah berdiri dekat dengan engkau seperti orang yang sedang mengetuk pintu.” Kedatangan Tuhan untuk menghukum orang-orang Yahudi yang fasik ketika itu sudah sangat dekat, ketika Yakobus menulis surat ini. Setiap kali kesabarannya dan anugerah kepada umat-Nya sedang diuji dengan cara luar biasa, kepastian tentang kedatangan Kristus sebagai Hakim yang sudah dekat, seharusnya cukup untuk membuat hati mereka teguh. Sekarang ini Sang Hakim yang akan menghakimi dunia sudah jauh lebih dekat dibanding dahulu ketika surat ini ditulis. Lebih dekat melebihi seribu tujuh ratus tahun. Oleh sebab itu hal ini sudah seharusnya menimbulkan dampak lebih besar bagi kita.
- (3) Bahaya bahwa kita bisa saja dihukum ketika Sang Hakim muncul, sudah seharusnya mendorong kita untuk memperhatikan kewajiban kita seperti yang disampaikan sebelum ini: Janganlah kamu bersungut-sungut, supaya kamu jangan dihukum. Keluh kesah dan ketidakpuasan membawa kita kepada penghakiman Allah yang adil. Juga, lebih dari yang kita sadari, kita mendatangkan banyak malapetaka ke atas diri sendiri dengan perbuatan menggerutu, tidak percaya, iri hati, dan saling menyalahkan. Jika kita menghindari semua kejahatan ini, dan bersabar di bawah semua pencobaan, maka Allah tidak akan menghukum kita. Marilah kita menguatkan hati dengan hal ini.
- (4) Kita didorong untuk bersabar dengan meniru teladan para nabi (ay. 10): Turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Amatilah di sini, para nabi yang sangat dihargai dan diperkenan Allah, telah mengalami penderitaan paling berat. Saat kita merenungkan bahwa orang-orang terbaiklah yang paling mengalami kesukaran di dunia ini, maka sudah sepatutnya kita berdamai dengan penderitaan. Amatilah selanjutnya, bahwa mereka yang menjadi teladan-teladan terbaik dalam hal menanggung penderitaan, juga merupakan teladan terbaik dan terbesar menyangkut kesabaran: kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan. Karena itu Yakobus memandang masuk akal bagi orang-orang percaya bahwa: kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun (ay. 11). Kami memandang mereka yang menderita dengan benar dan sabar sebagai orang-orang yang paling bahagia (lihat 1:2-12).
- (5) Ayub juga disebutkan sebagai teladan untuk menguatkan hati orang-orang yang dirundung kemalangan. Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, dan seterusnya (ay. 11). Di dalam pengalaman Ayub, bisa dilihat contoh tentang berbagai kesengsaraan yang teramat menyedihkan. Namun, di bawah semua itu ia masih bisa memuji Allah. Mengenai keadaan batinnya secara umum, ia tetap bersabar dan rendah hati. Dan apa yang akhirnya terjadi pada dirinya? Dengan sesungguhnya Allah memenuhi dan menyebabkan hal-hal yang dengan jelas membuktikan bahwa Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. Cara terbaik untuk menanggung penderitaan adalah mengetahui apa yang akhirnya tersedia. Belas kasihan Allah sedemikian besarnya hingga Ia tidak akan berlambat-lambat menyediakan segalanya, apabila tujuan-Nya sudah tercapai. Rahmat Allah sedemikian lembutnya hingga Ia akan mengganti kerugian dengan berlimpah atas semua penderitaan dan kesengsaraan umat-Nya. Kasih mesra-Nya ditujukan kepada mereka sementara mereka menderita, dan rahmat-Nya dinyatakan sesudah itu. Marilah kita melayani Allah kita, dan menanggung semua pencobaan yang menimpa kita, seperti mereka yang percaya bahwa kesudahannya akan memahkotai semua pencobaan itu.
SH: Yak 5:7-11 - Kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran (Selasa, 12 Juni 2001) Kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran
Tidak seorang pun di dunia ini yang menyukai
penderitaan. Kalau pun penderitaan itu tetap teral...
Kunci sukses menghadapi penderitaan adalah kesabaran
Tidak seorang pun di dunia ini yang menyukai penderitaan. Kalau pun penderitaan itu tetap teralami, seringkali kita bersikap marah, kecewa, bahkan menuduh orang lain, atau mungkin menuduh Allah sebagai penyebab timbulnya penderitaan. Karena itu segala usaha pasti akan kita lakukan asal terhindar dari penderitaan. Mungkinkah kita menghindari penderitaan? Penderitaan itu bukan untuk dihindari tetapi dihadapi, karena bagaimana pun penderitaan itu berguna bagi pertumbuhan iman kita. Bahkan Yakobus dalam perikop awal menjelaskan bahwa penderitaan adalah ujian iman. Karena itu untuk sampai pada maksud akhir dari penderitaan yang kita alami, kita harus bersabar ketika menghadapi penderitaan. Bagaimana caranya?
Pertama-tama Yakobus menasihati orang-orang miskin yang berada dalam penderitaan, karena tekanan-tekanan dari orang-orang kaya, untuk bersabar menghadapi penderitaan yang mereka alami, dan mengajak mereka untuk melihat dan menempatkan penderitaan itu dalam sudut pandang (perspektif) Allah. Sebab hanya melalui cara pandang itulah manusia dapat melihat tujuan akhir dari penderitaan. Mereka diminta bersabar sampai Tuhan datang kedua kali. Pengharapan akan kedatangan Tuhan yang kedua kali inilah yang menguatkan mereka dalam menanggung penderitaan.
Ajakan Yakobus ini juga berlaku bagi kita. Seperti halnya jemaat saat itu dikuatkan untuk bersabar menanggung penderitaan, kita pun diingatkan akan hal yang sama. Kedatangan Tuhan yang kedua kali selain merupakan pengharapan yang memampukan dan menguatkan Kristen menghadapi dan menanggung penderitaan dengan sabar, juga membuka mata hati kita untuk melihat bahwa Allah Sang Hakim Maha Adil itu akan bertindak. Bagi orang-orang jahat, yang menyebabkan penderitaan pada sesama, keadilan Allah akan menghukum mereka. Sebaliknya bagi orang-orang benar, yang sabar dan tekun menghadapi penderitaan yang dialaminya, keadilan Allah mendatangkan ketenteraman dan keselamatan bagi mereka.
Renungkan: Kesabaran dan pengharapan akan datangnya Hakim yang Adil, yang menegakkan kebenaran dan menghukum kejahatan, memberikan kekuatan bagi Kristen menghadapi penderitaan.
SH: Yak 5:7-11 - Sabar menanti (Jumat, 10 Agustus 2007) Sabar menanti
Setelah memperingatkan orang-orang kaya yang hidupnya berorientasi
pada harta dan kesenangan, Yakobus mengingatkan orang percaya
...
Sabar menanti
Setelah memperingatkan orang-orang kaya yang hidupnya berorientasi pada harta dan kesenangan, Yakobus mengingatkan orang percaya untuk bersabar sampai kedatangan Kristus yang kedua kali. Pada saat itulah kebenaran dan keadilan-Nya dinyatakan. Namun demikian, lamanya penantian akan hari Tuhan kadang-kadang bisa membuat orang beriman bersikap tidak sabar dan tidak percaya. Maka Yakobus mengingatkan mereka untuk bersabar menantikannya.
Agar orang memahami arti kesabaran, Yakobus memberikan gambaran mengenai petani, para nabi di zaman Perjanjian Lama dan juga Ayub (7, 10-11). Seorang petani bersabar menantikan hasil tanahnya yang berharga. Dalam masa penantian itu, petani bergantung pada hujan yang adalah anugerah Tuhan. Begitu jugalah seharusnya ketergantungan orang percaya pada pemeliharaan Allah. Maka dapat dikatakan bahwa kesabaran merupakan sikap hati yang berharap dan percaya total pada pemeliharaan dan perhatian Allah. Sementara menanggung derita, kita sabar sebab yakin bahwa tujuan iman kita di dalam Tuhan pasti akan terwujud.
Contoh kesabaran yang lain adalah para nabi di zaman Perjanjian Lama (10). Meski menghadapi penolakan bahkan kematian, para nabi tetap menyuarakan kebenaran Tuhan. Seringkali mereka mati tanpa melihat hasil upaya mereka, yakni pertobatan orang-orang yang menjadi sasaran misi mereka. Walaupun demikian, para nabi setia kepada Allah. Selain bersabar dalam penantian, orang beriman dipanggil untuk sabar menanggung penderitaan. Inilah yang terlihat dalam kisah Ayub. Ia memiliki ketahanan untuk menanggung penderitaan tanpa kehilangan iman. Meski tak mengerti sebab dan alasan penderitaannya, ia tetap percaya pada Allah.
Kita memang tak pernah tahu kenapa harus mengalami masalah. Namun, jika hidup dalam syukur dan bukan dalam kemarahan, dalam keyakinan akan Allah dan bukan dalam sungut-sungut; niscaya kita, seperti Ayub, akan menyinarkan kemenangan di hadapan Iblis yang gagal menjatuhkan kita.
SH: Yak 5:7-11 - Kebahagiaan dalam Ketekunan (Senin, 23 Agustus 2021) Kebahagiaan dalam Ketekunan
Natur manusia adalah ingin lepas dari penderitaan yang menyiksa. Seruan doa manusia kepada Tuhan mengharapkan kelepasan. ...
Kebahagiaan dalam Ketekunan
Natur manusia adalah ingin lepas dari penderitaan yang menyiksa. Seruan doa manusia kepada Tuhan mengharapkan kelepasan. Bacaan Alkitab hari ini memberikan seruan untuk bersabar dan tidak bersungut-sungut (7-10). Seruan tersebut ditujukan untuk jemaat penerima surat Yakobus.
Ada sebuah analogi kesabaran dari seorang petani kecil yang memiliki sepetak lahan. Ia rajin menanam dengan sebaik mungkin, sabar menantikan hujan, dan sabar menunggu hasil tanahnya yang berharga. Petani itu menjalani hidupnya dengan sungguh-sungguh bekerja keras disertai kesabaran sampai datangnya masa panen. Analogi itu menjelaskan bahwa di tengah kesulitan hidup karena mengikut Kristus, kita diminta untuk tetap hidup dalam iman yang aktif.
Oleh sebab itu, kita semestinya tetap percaya sambil menantikan kedatangan Kristus kembali yang akan menegakkan keadilan sejati. Semua hal yang terjadi di dunia adalah sementara, tetapi penghakiman Allah bersifat kekal.
Penderitaan karena percaya dan mengikut Kristus sudah dialami oleh para nabi. Mereka tetap setia melayani Tuhan dan menaruh pengharapan kepada-Nya.
Ketika mengalami situasi sulit, ada banyak pilihan sikap yang dapat kita ambil. Sungut-sungut dan saling menyalahkan justru membuat kita tidak bahagia, kehilangan momentum untuk berefleksi, dan menimbulkan perpecahan. Namun, kita juga tidak perlu menyangkali rasa takut, rasa sedih, dan rasa sakit. Contohlah Ayub yang secara jujur datang kepada Tuhan membawa keluh kesah dan ketidakmengertiannya. Ia tidak kehilangan iman, tetap melekat kepada Tuhan dan berharap kepada-Nya.
Jika dunia mendefinisikan bahagia adalah hidup tanpa derita, Yakobus menyebutkan para nabi berbahagia karena melalui penderitaan, mereka makin mengenal Allah. Seperti Ayub, setelah menderita ia secara pribadi mengalami Allah yang penyayang dan penuh belas kasihan.
Saat duka menyergap, kita bawa segala tangis, pertanyaan, dan keraguan kepada Tuhan sambil terus bertahan. [MKG]
Galilah -> Yak 5:7-12
Galilah: Yak 5:7-12 - Ketabahan dalam Penindasan Yakobus 5:7-12 Tema: Ketabahan dalam Penindasan
Karena itu, bersabarlah saudara-saudara, sampai kedatangan Tuhan! Perhatikanlah, si petani menantika...
Yakobus 5:7-12 Tema: Ketabahan dalam Penindasan
Karena itu, bersabarlah saudara-saudara, sampai kedatangan Tuhan! Perhatikanlah, si petani menantikan buah berharga dari tanah, dia sabar kepadanya sampai pada menerima hujan awal dan hujan akhir. Kalian juga, bersabarlah, teguhkanlah hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah mendekat. Saudara-saudara, jangan lagi bersungut-sungut melawan sesamamu, supaya kalian jangan dihakimi. Lihatlah, hakim telah berdiri di ambang pintu! Saudara-saudara, turuti teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang dulu berbicara demi nama Tuhan. Perhatikanlah bahwa kita menyebut diberkati mereka yang telah bertekun. Kalian sudah mendengar tentang ketabahan Ayub dan kalian telah melihat penyelesaian Tuhan, karena Tuhan adalah Maha Penyayang dan berbelaskasihan
ay. 7 Karena itu -Perhatikan bahwa mereka bersabar karena Allah yang akan membalas. Bersabarlah – Kata makrothymeo berarti panjang sabar terhadap situasi atau orang. Imbuhan menunjukkan perintah yang tegas.261 Dalam bagian ini ada 4 perintah seperti ini: Bersabarlah, bersabarlah, teguhkanlah dan turutilah. Gaya ini merupakan “seruan berotoritas”,262 agak seperti yang kita perhatikan di 4:7-10.
Kedatangan – Kata parousia adalah istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan kedatangan Yesus yang kedua. Kedatangan-Nya menjadi kabar baik bagi orang percaya, serta kabar buruk bagi orang yang tidak siap menyembah Dia.
Perhatikanlah – Kata idou lagi. Ungkapan ini disebut 2 kali di bagian ini. Lihat juga ay. 4.
Menantikan – Bersifat terus menerus.263
Buah – Kata karpos berarti buah, tetapi hasil di TB masih akurat.
Sabar – Kata makrothymeo lagi. Bersifat terus menerus.264
Hujan awal dan hujan akhir – Di Palestina hujan awal datang pada bulan Oktober/November untuk membuat benih-benih berkecambah dan hujan akhir datang pada bulan April/Mei untuk gandumnya menjadi matang.265 Menyangkut seluruh proses sampai ada hasil yang berguna. Tidak mungkin seorang petani menuai sebelum waktunya. Demikian juga, kita harus bersabar sampai Tuhan datang. (Gal 6:9, 2 Tim 4:8, Tit 2:13)
ay. 8 Bersabarlah...teguhkanlah – Kata-kata ini bersifat perintah yang tegas.266
Kedatangan – Kata parousia lagi. Sudah mendekat – Adalah kata kerja, menggambarkan peristiwa yang sudah terjadi dan berdampak di masa kini.267
Sudah 2000 tahun gereja bertanya mengenai artinya “sudah mendekat”. Rasanya seolah-olah orang-orang ini harus bertahan beberapa tahun saja sampai Kristus datang, tetapi ternyata tidak demikian. Nah, kita tidak usah heran melihat kenyataan ini, karena kita sering melihat bahwa janji yang rupanya ada penggenapan langsung, tetapi ada janji yang harus ditunggu lebih lama. Apakah Hawa pikir dunia harus menunggu 4000 tahun sampai Sang Penebus, yang dijanjikan di Kejadian 3:15, diutus? Atau Daud, mengenai 1000 tahun selisih waktu sebelum Kristus berkorban, seperti yang dia catat di Mazmur 22? Sama juga kalau kita bertanya kepada Yesaya mengenai semua nubuatan yang dia catat 700 tahun sebelum penggenapannya di dalam Kristus (Yes 53). Yang kita perlu pelajari mengenai hal ini adalah, kita orang percaya, perlu hidup terus dalam kesadaran dan pengharapan bahwa Kristus akan datang kembali, karena walaupun kita menunggu lama, sudah terbukti bahwa Allah menepati janji-janji-Nya. (Baca Mat 24:36 – 25:30 dan perhatikan berapa kali Tuan dalam perumpamaan mengindikasikan kedatangan-Nya tiba lebih lambat daripada apa yang diharapkan.)
ay. 9 Ayat ini sedikit membingungkan karena kelihatannya seperti Yakobus membuka topik baru yang mirip dengan apa yang dia katakan di Yak 3 dan 4. Masalanya kalau kita berpikir begitu adalah, bagaimana dengan kenyataan bahwa dia langsung kembali kepada topik ketabahan di ayat berikut. Melihat hal itu, lebih baik kita menyimpulkan bahwa rasul ini berbicara secara khusus mengenai kecenderungan untuk kita bersungut-sungut satu sama lain waktu ada tekanan dari luar. Hal ini sering dilihat dalam keluarga, kalau misalnya seorang bapak sangat tertekan di tempat kerja, dia pulang pada malam hari dan memarahi anak-anaknya. Demikian juga dengan keluarga Allah, sering kali tekanan dari luar mengakibatkan masalah di dalam.
Jangan lagi bersungut-sungut – Larangan ini bersifat terus menerus268 dan boleh membawa arti jangan lagi. Rupanya keadaan tersebut sudah berlangsung di antara mereka.
Melawan – Kata kata adalah preposisi menunjukkan bahwa keluhan-keluhan mereka melawan sesamanya. Frase dan saling mempersalahkan (TB) tidak ada di teks asli.
Supaya jangan dihakimi – Tentu penilaian Kristus pada anak-anak-Nya yang dimaksudkan. (1 Kor 3:10-15)
Lihatlah – Idou lagi Seperti di ay. 7.
Telah berdiri – Sifat kata ini269 sama seperti yang ada pada kata sudah mendekat di ayat tadi, menggambarkan keadaan yang sudah ada dan yang harus mereka responi. Seperti kita perhatikan di penerapan dari 2:12-13, rasa takut di hati orang percaya adalah baik, asal dia tidak takut ditolak dan tidak kehilangan sukacita dalam keselamatan yang dia terima secara cuma-cuma. Kalau kita saling menghancurkan, kita seharusnya melahirkan rasa takut.
ay. 10 Turutilah - Perintah yang tegas lagi.270
Teladan…para nabi – Digambarkan dengan baik di Ibrani 11:32-40 – Perhatikan bahwa mereka sangat menderita, tetapi masih tidak melihat apa yang dijanjikan.
Penderitaan – Kata kakopatheia adalah kata buatan dari kakos (buruk/jahat) dan pathos (menderita) membawa arti menderita kejahatan/kekejaman dll.271
Kesabaran – Makrothymia adalah bentuk kata benda dari makrothymeo (bersabar) tadi.
ay. 11 Perhatikanlah – Idou lagi.
Diberkati – Kata makarizo berarti berbahagia/senang tetapi berkaitan dengan agama biasanya membawa unsur diberkati, yaitu Tuhan adalah sumber kebahagiaan itu.272 (Lihat juga 1:12)
Bertekun – Kata hypomeno adalah kata kerja dari kata hypomone yang dilihat di 1:3, menyangkut ketabahan terhadap situasi yang menindas. Ketabahan – Kata hypomone lagi.
Penyelesaian – Hanya kata telos (penyelesaian/akhir) yang ada di teks asli, tetapi pasti berkaitan dengan apa yang akhirnya Tuhan buat untuk Ayub.
Maha Penyayang – Kata polusplagkhnosadalah kata sifat orang yang berarti sangat digerakkan hatinya oleh belas kasihan.273
Berbelaskasihan – Kata oiktirmon mirip yang tadi. Dia siap menunjukkan belas kasihan karena hati-Nya sangat lembut.
- Apakah ada yang kehilangan harapan bahwa Yesus akan kembali? Coba pikirkan janji-janji yang sudah digenapi. Apakah ada kemungkinan bahwa Allah tidak menepati janji ini, yang diucapkan berulang-ulang?
- Apakah ada kebiasaan saling mengkritik di jemaat? Takut??
- Apa sifat Allah yang menguatkan hati kita menghadapi penindasan di dunia ini? Belas kasihan dan kasih sayang. Dia tidak kejam. Kalau Allah siap mengorbankan Anak-Nya menebus dosa kita, bagaimana mungkin dia melupakan saudara? (Rom 8:31-39)
Topik Teologia -> Yak 5:9
Topik Teologia: Yak 5:9 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama-nama, Gelar-gelar Deskriptif dan Kiasan-kiasan untuk Allah
Hakim
Ayu 9:15 Ye...
- Allah yang Berpribadi
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah pada Umumnya
- Allah sebagai Hakim
- Kej 18:25 Ula 32:36 1Sa 2:9-10 Maz 7:12 Maz 9:5,8-9 Maz 11:4-7 Maz 50:6 Maz 75:7-9 Maz 76:9-13 Maz 82:1,8 Maz 94:1-2 Maz 96:10,13 Maz 105:7 Ams 8:14 Pengk 3:17 Yes 33:22 Yes 40:1-2,22-23 Yer 11:20 Yer 32:18-19 Yeh 7:3-4 Yeh 33:20 Yoe 3:12 Rom 2:16 Rom 9:28 Rom 14:10-12 1Ko 5:12-13 Ibr 10:30 Ibr 12:23 Yak 4:12 Yak 5:9
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Berdiri Teguh Melawan Kejahatan dan Dosa
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yakobus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-su...
Penulis : Yakobus
Tema : Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M
Latar Belakang
Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak 2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan
- (1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
- (2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
- (3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; Kis 21:18; Gal 1:19; Gal 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.
Tujuan
Yakobus menulis
- (1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
- (2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
- (3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Survai
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah: - iman yang teruji (Yak 1:2-16), - aktif (Yak 1:19-27), - mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13), - menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26), - menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12), - mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18), - tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12), - mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17), - tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6), - sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-12), dan - tekun dalam doa (Yak 5:13-20).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
- (2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
- (3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
- (4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
- (a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
- (b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
- (5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
- (6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
- (7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.
Full Life: Yakobus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Yak 1:1)
I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18)
A. Menerimanya Se...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Yak 1:1) - I. Menghadapi Pencobaan dan Menarik Manfaatnya
(Yak 1:2-18) - A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan
(Yak 1:2-4) - B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya
(Yak 1:5-8) - C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya
(Yak 1:9-12) - D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan
(Yak 1:13-18) - II. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya
(Yak 1:19-27) - III.Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya
(Yak 2:1-13) - IV. Mengaku Beriman dan Membuktikannya
(Yak 2:14-26) - V. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya
(Yak 3:1-5:6) - A. Lidah yang Sukar Dikendalikan
(Yak 3:1-12) - B. Hikmat yang Tidak Rohani
(Yak 3:13-18) - C. Kelakuan Berdosa
(Yak 4:1-10) - D. Memfitnah Saudara Seiman
(Yak 4:11-12) - E. Hidup dengan Congkak
(Yak 4:13-17) - F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri
(Yak 5:1-6) - VI. Kebajikan dan Kehidupan Kristen
(Yak 5:7-20) - A. Kesabaran dan Ketekunan
(Yak 5:7-11) - B. Kejujuran yang Polos
(Yak 5:12) - C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit
(Yak 5:13-18) - D. Memulihkan yang Terhilang
(Yak 5:19-20)
Matthew Henry: Yakobus (Pendahuluan Kitab)
Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antar...
- Penulis surat ini bukan Yakobus anak Zebedeus, karena ia dihukum mati oleh Herodes (Kis. 12) sebelum Kekristenan cukup berhasil ditanamkan di antara orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, seperti yang tersirat di sini. Tetapi dia adalah Yakobus lain, anak Alfeus, yang merupakan saudara sepupu Kristus, dan salah seorang dari kedua belas rasul (Mat. 10:3). Ia disebut sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9), dan surat ini adalah tulisannya tidak dapat dibantah, tanpa melonggarkan satu batu dasar dalam bangunan jemaat. Surat ini disebut sebagai surat umum, karena (seperti menurut sebagian orang) tidak ditujukan kepada seseorang atau jemaat tertentu, tetapi merupakan semacam surat yang kita sebut sebagai surat edaran. Sebagian orang lain lagi berpendapat bahwa surat itu disebut umum, atau am, untuk membedakannya dari surat-surat Ignatius, Barnabas, Polikarpus dan lain-lain yang dikenal orang pada zaman mula-mula, tetapi yang pada umumnya tidak diterima di dalam jemaat. Karena alasan itu, surat-surat tersebut tidak termasuk kanon Kitab Suci, seperti surat ini. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga – pen.) mengatakan bahwa surat ini “pada umumnya dibacakan di dalam jemaat-jemaat bersama surat-surat am yang lain” (Eccles. hlm. 53. Ed. Val. 1678). Yakobus, penulis kita, disebut orang benar, karena kesalehannya yang tinggi. Ia merupakan contoh terkemuka dari karunia-karunia yang ditekankannya kepada orang lain. Ia begitu sangat disegani karena keadilannya, kebersahajaannya, dan pengabdiannya sehingga Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mencatat sebagai salah satu penyebab kehancuran Yerusalem “bahwa Rasul Yakobus menjadi martir di sana.” Hal ini disebutkan dengan harapan bahwa kita akan memberikan perhatian lebih besar pada apa yang ditulis oleh orang yang begitu suci dan luhur ini. Waktu penulisan surat ini tidaklah pasti. Maksud dan tujuannya adalah untuk menegur orang-orang Kristen atas kemerosotan mereka yang besar baik dalam iman maupun perilaku, dan untuk mencegah penyebaran ajaran-ajaran yang menolak agama, yang mengancam kehancuran segala tindakan kesalehan. Juga menjadi niat khusus dari penulis surat ini untuk menggugah bangsa Yahudi supaya sadar akan kedahsyatan dan sudah mendekatnya penghakiman-penghakiman yang akan menimpa mereka. Serta untuk mendukung semua orang Kristen yang sungguh-sungguh di jalan kewajiban mereka, di bawah segala malapetaka dan penganiayaan yang mungkin akan mereka jumpai. Kebenaran-Kebenaran yang dipaparkan di sini sangatlah penting, dan perlu dijaga. Dan pedoman-pedoman untuk bertindak, seperti yang dinyatakan di sini, adalah sedemikian rupa sehingga harus dijalankan di zaman kita seperti juga di zaman-zaman sebelumnya.
Galilah: Yakobus (Garis Besar)
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Gree...
Bibliografi
Bird, Anthony. Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009.
Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997.
Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960)
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Moo, D. J. The letter of James. Pillar Commentary Series. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000.
Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Osborne, Grant. James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
Richardson, Jr. Kurt A. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997.
Robertson. A. T. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930.
Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983.
Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965.
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, AMG, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.301 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tens
Tens menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aoris = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan kasus (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tens, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aoris Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aoris Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aoris Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 1. Luther’s Works, Jil. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress, 1960), Hal. 395–397.
2 Grant Osborne, James, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. Hal. 2387.
3 Aoris Imperatif.
4 Lihat contoh di Yak 2:1-7.
5 Contoh di 4:4, yang diterjemahkan “hai orang-orang yang tidak setia” oleh TB, secara literal berbunyi “Pezina!”
6 Loh, I.-J., & Hatton, H. A handbook on the Letter from James. New York: United Bible Societies. 1997. Hal 79.
7 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000, Jil 4, Hal. 406.
8 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 188.
9 Aoris Medium Imperatif
10 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat penelitian di 1:2.
11 Kurt A. Richardson, Jr. New American Standard Commentary Jil 36, James, Broadman Press Nashville, Tennessee. 1997. Hal. 58.
12 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 309.
13 Present Aktif Partisip.
14 Present Medium Indikatif.
15 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 392.
16 Present Aktif Imperatif.
17 Present Aktif Subjunktif.
18 Loh dan Hatton, Hal. 14.
19 Present Pasif Indikatif.
20 Loh dan Hatton, Hal. 15.
21 Friberg, Friberg, dan Miller. Jil 4, Hal. 352.
22 Present Aktif Imperatif.
23 Present Aktif Partisip.
24 Ibid, Hal. 282.
25 Present Aktif Partisip.
26 Future Pasif Indikatif.
27 Present Aktif Imperative.
28 Present Medium Partisip.
29 Perfek Aktif Indikatif.
30 Moo, D. J. The letter of James. Grand Rapids, MI; Leicester, England: Eerdmans; Apollos. 2000. (Pillar) Hal. 62.
31 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 279.
32 Present Medium Imperatif.
33 Osborne, Hal. 2391.
34 Richardson, Hal. 68-69.
35 Robertson, penjelasan di 1:6.
36 Loh dan Hatton, Hal. 19-20.
37 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 374.
38 Present Medium Imperatif.
39 Richardson, Hal. 73.
40 Future Medium Indikatif.
41 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 323.
42 Ibid. Hal. 253.
43 Ibid. Hal. 252.
44 Present Aktif Indikatif.
45 Ibid, Hal. 119.
46 Ibid, Hal. 356.
47 John MacArthur, The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997. Hal. 1927.
48 Present Aktif Partisip.
49 Present Aktif Imperatif.
50 Present Aktif Indikatif.
51 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 164.
52 Tasker, R. V. G. James, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester. 1983. Hal. 46.
53 Present Pasif Indikatif.
54 Robertson. Lihat penelitian di 1:14.
55 Richardson, Hal. 83.
56 Present Pasif Imperatif.
57 MacArthur, Hal. 1927.
58 Present Aktif Indikatif
59 Present Aktif Partisip.
60 Loh dan Hatton. Hal. 36.
61 Osborne, Hal. 2392.
62 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 93.
63 Aoris Pasif Partisip.
64 Ibid, Hal. 68.
65 Kasus Datif sering menyangkut obyek tidak langsung dan penggunaan di ayat 18 disebut sebagai instrumental, yaitu menyangkut sarana. Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1965. Hal. 46.
66 Lihat Moo, di tafsiran Pillar, Davids, di tafsiran NIGT dan Richardson di tafsiran NAC. Ketiga tafsiran ini sangat berbobot.
67 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 277.
68 Perfek Aktif Imperatif.
69 Present Aktif Imperatif.
70 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
71 Present Medium Indikatif.
72 Moo (Pillar), Hal. 83-84.
73 Aoris Medium Partisip. Attendant Circumstance Participle.
74 Suara Medium.
75 Aoris Medium Imperatif.
76 THEOLOGICAL DICTIONARY OF THE NEW TESTAMENTedited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich translated by Geoffrey W. Bromiley.William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids. Lihat kata prautes
77 Present Pasif Partisip.
78 Present Medium Imperatif.
79 Present Medium Partisip.
80 Present Aktif Indikatif.
81 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 220.
82 Aoris Aktif Indikatif.
83 Davids, P. H. The Epistle of James: a commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1982. Hal. 98.
84 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 283.
85 Imperfek Aktif Indikatif.
86 Aoris Medium Partisip.
87 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 199.
88 Present Aktif Partisip.
89 Present Aktif Partisip.
90 Ibid. Hal. 254.
91 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 166.
92 Present Aktif Infinitif.
93 Present Aktif Imperatif.
94 Moo, D. J. James: An Introduction and Commentary. (Tyndale) Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1985. Jil. 16, Hal. 91.
95 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:2.
96 Present Aktif Indikatif.
97 Richardson, Hal. 109.
98 Aoris Aktif Subjunktif.
99 Moo (Pillar), Hal. 103.
100 Loh dan Hatton, Hal. 61.
101 Ibid, Hal. 61-62.
102 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 343.
103 Ibid, Hal. 162.
104 Loh dan Hatton, Hal. 63.
105 Berdiribersifat Aoris Aktif Imperatif. Tegas!
106 Moo (Pillar), Hal. 103.
107 Davids, Hal. 110.
108 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 110.
109 Aoris Aktif Imperatif.
110 Aoris Medium Indikatif.
111 Aoris Medium Indikatif.
112 Present Aktif Partisip.
113 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 217.
114 Present Aktif Indikatif.
115 Present Aktif Indikatif.
116 Present Aktif Indikatif.
117 Loh dan Hatton. Hal. 71
118 Aoris Pasif Partisip.
119 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 377.
120 Present Aktif Indikatif.
121 Richardson, Hal. 119-120.
122 Present Aktif Indikatif.
123 Present Aktif Indikatif.
124 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 171.
125 Present Medium Indikatif.
126 Ibid, Hal. 142.
127 Present Pasif Partisip.
128 Aoris Aktif Subjunktif.
129 Ibid, Hal. 379.
130 Ibid, Hal. 338.
131 Perfek Aktif Indikatif.
132 Lihat penjelasan di Apendiks
133 Perfek Aktif Indikatif.
134 Present Aktif Imperatif.
135 Present Aktif Partisip.
136 Ditolak (TB), sebenarnya berarti diskualifikasidan menyangkut pelayanan, jadi dia tidak takut masuk neraka, melainkan takut didapati tidak melayani sesuai persyaratan, sehingga dia kehilangan upah.
137 Richardson, Hal. 125.
138 Aoris Aktif Partisip.
139 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 218.
140 Present Medium Indikatif.
141 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 289.
142 Present Aktif Subjunktif.
143 Present Aktif Subjunktif.
144 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:14.
145 Present Aktif Subjunktif.
146 Present Medium Imperatif.
147 Present Aktif Subjunktif.
148 Present Aktif Indikatif.
149 Future Aktif Indikatif.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Aoris Aktif Imperatif.
152 Future Aktif Indikatif.
153 Moo (Pillar), Hal. 130.
154 Present Aktif Indikatif.
155 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 228.
156 Present Aktif Indikatif.
157 Osborne, Hal. 2394.
158 Present Aktif Indikatif.
159 Imperfek Aktif Indikatif.
160 Ibid, Hal. 2394-2395.
161 Present Aktif Indikatif.
162 Richardson, Hal. 143.
163 Present Medium Imperatif.
164 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
165 Davids, Hal. 136.
166 Perfek Aktif Partisip.
167 Future Medium Indikatif.
168 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 255-256.
169 Present Aktif Indikatif.
170 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 260.
171 Tasker, Hal. 74-75.
172 Richardson, Hal. 153.
173 Present Aktif Partisip.
174 Present Aktif Partisip.
175 Ibid, Hal 153.
176 Present Pasif Partisip.
177 Moo (Pillar), Hal. 160.
178 Present Aktif Indikatif.
179 Robertson. Penjelasan di 3:11.
180 Robertson, Lihat 3:13.
181 Terjemahan-terjemahan tidak menggunakan istilah yang persis sama, tetapi di LXX memang kata-kata ini yang dipakai.
182 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 353.
183 Ibid, Hal. 167.
184 Aoris Aktif Imperatif.
185 Ibid, Hal. 105.
186 Loh dan Hatton, Hal. 121.
187 Moo, Hal. 170.
188 Present Aktif Indikatif.
189 Davids, Hal. 151.
190 Present Medium Imperatif.
191 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 218.
192 Ibid, Hal. 414.
193 Ibid, Hal. 40.
194 Loh dan Hatton, Hal. 126.
195 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 33.
196 Kittel, Hal. 243.
197 Friberg, Friberg dan Miller. Hal. 180.
198 Ibid, Hal. 215-216.
199 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 321.
200 MacArthur, Hal. 1932.
201 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 189.
202 Present Medium Partisip.
203 Ibid, Hal. 257.
204 Present Aktif Indikatif.
205 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 185.
206 Present Aktif Indikatif.
207 Richardson, Hal. 178.
208 Perfek Aktif Indikatif.
209 Moo (Pillar), Hal. 187.
210 Present Aktif Indikatif.
211 Present Pasif Indikatif.
212 Present Aktif Indikatif.
213 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 166.
214 Moo (Pillar), Hal. 190.
215 Present Aktif Indikatif.
216 Present Medium Indikatif.
217 Kata eleeo yang biasanya diterjemahkan rahmat/belas kasihan. Kharis menyangkut pemberian/anugerah/kasih karunia.
218 Lihat penjelasan di Apendiks
219 Aoris Pasif Imperatif.
220 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 56.
221 Aoris Aktif Imperatif.
222 Ibid, Hal. 398.
223 Future Medium Indikatif.
224 Aoris Aktif Imperatif.
225 Moo, Hal. 193.
226 Tasker, Hal. 93-94
227 Future Aktif Indikatif.
228 Richardson, Hal. 186.
229 Aoris Aktif Imperatif.
230 Aoris Pasif Imperatif.
231 Aoris Pasif Imperatif.
232 Future Aktif Indikatif.
233 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 219.
234 Ibid, Hal. 273.
235 Present Pasif Partisip.
236 Tasker, Hal. 101.
237 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 33-34.
238 Present Aktif Partisip.
239 Lihat penjelasan di Apendiks
240 Present Medium Indikatif.
241 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 42.
242 Present Aktif Indikatif.
243 Perfek Aktif Partisip.
244 Present Aktif Partisip.
245 Aoris Aktif Indikatif.
246 Friberg, Friberg, dan Miller. Hal. 280.
247 Present Aktif Partisip.
248 Present Medium Partisip.
249 Loh dan Hatton, Hal. 166-167.
250 Lihat penjelasan di Apendiks
251 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 205.
252 Spiros Zodhiates, Th.D. The CompleteWord StudyDictionaryNew Testament, AMG, 1993. Lihat kata Idou.
253 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 71.
254 Lihat penjelasan di Apendiks
255 Perfek Aktif Indikatif.
256 Richardson, Hal. 211.
257 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 353.
258 Richardson, Hal. 212-213.
259 Robertson. Penjelasan di 5:6.
260 Present Medium Indikatif.
261 Aoris Aktif Imperatif.
262 Richardson, Hal. 218.
263 Present Medium Indikatif.
264 Present Aktif Partisip.
265 Robertson. Lihat penjelasan di 5:7.
266 Aoris Aktif Imperatif.
267 Perfek Aktif Indikatif.
268 Present Aktif Imperatif.
269 Perfek Aktif Indikatif.
270 Aoris Aktif Imperatif.
271 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 213.
272 Ibid, Hal. 252.
273 Ibid, Hal. 322.
274 Aliran pembahasan terdapat di: Anthony Bird, Practice Makes Perfect, Publishing with a mission, 2009. Hal 200.
275 Bird, Hal 202. Lihat juga Robertson, penjelasan di 5:12.
276 Present Aktif Imperatif.
277 Present Aktif Imperatif.
278 Present Aktif Indikatif.
279 Present Medium Imperatif.
280 Present Aktif Imperatif.
281 Osbourne, Hal. 2399.
282 Aoris Medium Imperatif.
283 Aoris Medium Imperatif.
284 Aoris Aktif Partisip.
285 Future Aktif Indikatif.
286 Future Aktif Indikatif.
287 Present Aktif Subjunktif.
288 Perfek Aktif Partisip.
289 Future Pasif Indikatif.
290 Present Medium Imperatif.
291 Friberg, Friberg dan Millar, Hal. 182.
292 Present Medium Imperatif.
293 Ibid, Hal. 201.
294 Aoris Pasif Subjunktif.
295 Present Medium Partisip.
296 Aoris Pasif Subjunktif.
297 Present Aktif Imperatif.
298 MacArthur, Hal. 1935.
299 Lihat penjelasan di Apendiks
300 Richardson, Hal. 198.
301 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.